TIDAK semua hal baik diraih oleh klub papan atas ketika melakoni pertandingan di berbagai kompetisi. Hal yang buruk pasti pernah mereka alami, baik saat menghadapi musuh yang berat atau karena peristiwa lainnya.
Kondisi ini pun dirasakan oleh klub papan atas Spanyol, Real Madrid. Sebagai klub yang paling bergengsi di dunia sepakbola, Madrid dianggap sebagai tim yang sempurna. Bagaimana tidak, berbagai kemenangan dapat diraihnya dengan mudah.
Namun ternyata, klub yang didirikan pada 1902 ini pernah merasakan hal pahit dalam mengarungi kehidupan di dunia sepakbola. Tak tanggung-tanggung, Los Blancos –julukan Madrid– bahkan pernah berada dalam posisi yang terperosok. Saking buruknya kejadian tersebut, para penggemar pun berusaha untuk melupakannya.
Tercatat, ada beberapa momen yang menjadi mimpi buruk bagi Madrid. Nah, kali ini, Okezone akan membahas hal buruk yang pernah diraih Madrid. Sebagaimana dikutip dari Sportskeeda, Jumat (30/3/2018), berikut lima hal buruk yang ingin dilupakan fans Madrid.
1. Transfer Luis Figo
Madrid pernah melakukan pembelian pemain yang begitu kontroversial. Pembelian itu melibatkan pemain asal Portugal, Luis Figo. Talenta luar biasa yang dimiliki Figo menjadi alasan Madrid sangat ingin memboyongnya ke Santiago Bernabeu.
Pemilik Madrid, Florentino Perez, pun mempersiapkan dana besar untuk memboyong sang pemain pada 2000. Madrid tercatat mengeluarkan dana 62 juta euro untuk menebus klausul pembelian Figo ke klubnya saat itu, yakni Barcelona.
Kepindahan Figo ke klub yang notabene merupakan klub rival abadi Barcelona pun mengundang kritik dari publik Spanyol, khususnya masyarakat Catalunya. Figo dianggap sebagai salah satu pengkhianatan yang kisahnya paling dikenang dalam dunia sepakbola Spanyol.
Ketidaksukaan publik Spanyol kepada Figo pun berujung pada insiden yang tidak menyenangkan. Di pertandingan El Clasico yang digelar di markas Barcelona, seorang pendukung Blaugrana –julukan Barcelona– melempar kepala babi ke arah Figo. Momen ini tentu saja sangat ingin dilupakan oleh para penggemar Los Blancos.
2. Kekeringan Madrid di Kompetisi Eropa Selama 32 Tahun
Mungkin tidak ada yang menyangka, klub sekelas Madrid pernah mengalami musim paceklik dalam waktu yang begitu lama. Puasa gelar selama 32 tahun pernah dialami Los Blancos di berbagai kompetisi di Eropa.
Madrid membutuhkan waktu yang begitu lama untuk dapat kembali meraih gelar di kompetisi Eropa. Hal tersebut terjadi pada era 90-an. Sebelum berpuasa selama 32 tahun, gelar terakhir diraih Madrid pada musim 1965-1966 di Liga Eropa. Gelar ini merupakan trofi kelima yang diraih Los Blancos di kompetisi Eropa.
Setelah itu, Madrid harus berpuasa dalam waktu yang lama. Mereka baru bisa kembali mengangkat trofi pada musim 1997-1998. Saat itu, Madrid meraih kemenangan di turnamen sepakbola antarklub tertinggi di Eropa, yakni Liga Champions.
3. Kalah Telak 2-6 dari Barcelona di Santiago Bernabeu pada Mei 2009
Momen lainnya yang ingin dilupakan para penggemar Madrid adalah kekalahan telak dari Barcelona. Madrid pernah dipermalukan oleh rival abadinya saat melakoni El Clasico pada Mei 2009. Kekalahan ini begitu memilukan karena pertandingan digelar di markas Madrid, yakni Santiago Bernabeu.
Di tangan Josep Guardiola, Barcelona sukses tampil memukau di depan para penggemar Madrid. Thierry Henry dan Lionel Messi menjadi bintang pada laga tersebut. Mereka berhasil masing-masing mencetak dua gol. Sementara dua gol lain pada laga tersebut dicetak oleh Charles Puyol dan Gerard Pique.
Hasil ini tentu saja menjadi raihan terburuk Madrid atas sang rival. Pertandingan ini juga menjadi pertandingan yang tak terlupakan dalam sejarah Madrid. Namun, para penggemar Los Blancos berusaha untuk melupakannya.
4. Madrid Kalahkan Barcelona 11-1
Barcelona juga pernah menerima kekalahan telak dari Madrid. Kekalahan itu terjadi saat keduanya bertemu di semifinal Copa Del Rey pada musim 1942-1943.
Pada laga leg pertama Copa Del Rey, Barcelona sebenarnya berhasil unggul setelah mengalahkan Madrid 3-0. Namun, asa Barcelona untuk meraih kemenangan pada laga itu harus terhenti karena mereka takluk 1-11 dari Madrid di leg kedua.
Kemenangan atas Barcelona ini tidak membuat para penggemar Madrid bangga. Sebab, hasil tersebut ternyata terjadi karena adanya tekanan yang diberikan petinggi Spanyol saat itu, yakni Jenderal Francisco Franco.
Ia mengancam Barcelona untuk memberikan kemenangan bagi Madrid pada laga leg II. Jika hal tersebut tidak dilakukan, Franco akan melakukan membuat kehidupan para pemain Barcelona hancur. Karena itulah, kemenangan ini sangat ingin dilupakan para penggemar Madrid.
5. Drama Transfer Di Stefono
Alfredo Di Stefano adalah salah satu pemain terhebat di dunia sepakbola pada era 90-an. Berbagai klub papan atas, di antaranya Madrid dan Barcelona, pun berusaha untuk mendapatkan jasa sang pemain.
Klub Di Stefano saat itu, yakni Millonarios, pun sepakat untuk melepas sang pemain. Drama transfer Di Stefano pun terjadi ketika itu. Millonarios sepakat untuk melepas Di Stefano dengan mahar 27 ribu dolar Amerika.
Ketika itu, Millonarios menawarkan sang pemain ke Barcelona. Namun, Barcelona tak mau mengeluarkan dana tersebut untuk menebus Di Stefano. Mereka lebih memilih untuk menunggu sang pemain berstatus bebas transfer pada akhir musim. Millonarios pun akhirnya menyetuju kepindahan Di Stefano ke Camp Nou dengan skema yang dibuat Barcelona.
Namun tiba-tiba, Millonarios melepas Di Stefano ke Madrid saat kontraknya berakhir. Kala itu, Millonarios berkilah bahwa Madrid menebus sang pemain dengan dana 27 ribu dolar Amerika. Namun, para pengamat sepakbola mengatakan bahwa dana itu tidak benar-benar ada. Millonarios dianggap membuat skenario tersendiri dengan Madrid agar sang pemain dilepas ke Santiago Bernabeu, bukan Barcelona. Karena kecurangan ini, para penggemar pun tidak ingin mengingat momen tersebut.