ILOVEBB - Suasana haru melingkupi Rumah Duka Abijasa di Jl Demak, Surabaya, Rabu (16/5). Wenny Angelina melepas kedua puteranya Vincentius Evan Hudojo (11) dan Nathanael Ethan Hudojo (8) dalam upacara tutup peti.
Dua bocah tak berdosa ini tewas setelah aksi bom bunuh diri menyerang Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Minggu (13/5) lalu.
Wenny bisa menghadiri upacara itu dengan bantuan alat-alat medis. Kondisinya masih belum stabil setelah terkena serpihan bom. Dia masih harus mendapat perawatan lanjutan. Walau sangat pedih, Wenny merelakan kepergian dua buah hatinya itu. Dengan jiwa besar dia memaafkan pelaku bom bunuh diri.
"Wenny akhirnya bisa mengampuni penjahat itu. Dengan hati yang rela dia menyerahkan Evan dan Nathan ke pangkuan Tuhan," kata Ratna Handayani, salah seorang kerabat Wenny.
Minggu lalu, Wenny bersama Evan dan Nathan hendak mengikuti misa pagi di gereja. Baru saja turun dari mobil, tiba-tiba sebuah motor melaju kencang dan pengendaranya meledakkan bom bunuh diri tepat di belakang Wenny.
Evan meninggal lebih dulu sementara Nathan menyusul Minggu malam. Nyawanya tak tertolong walau telah mendapat perawatan medis di RS.
Sejumlah hadirin tampak meneteskan air mata haru selama prosesi. Wenny sempat memilih beberapa baju untuk dimasukkan ke dalam peti. Di wajah wanita berusia 47 tahun itu tampak jelas beberapa bekas luka akibat serpihan bom.
Tangisnya pecah saat menuju ke ruang pendingin tempat jenazah kedua putranya berada. Sekitar 4 jam Wenny berada di rumah duka sebelum harus kembali ke Rumah Sakit Bedah Surabaya untuk perawatan intensif.
Detik-detik bom meledak
Seorang kerabat lain menceritakan kejadian pahit tersebut. Adalah paman Wenny yang mengantar mereka ke gereja pagi itu.
"Setelah saya drop korban ini, saya langsung pergi. Tidak lama kemudian, bom meledak," kata Djo Prajoko, paman korban.
Petaka itu datang ketika Wenny baru saja turun dari mobil dan menginjakkan kaki di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel. Dia menggandeng dua putranya yang masih kecil, Nathan (8) dan Evan (11). Ada juga Evelin, kerabat Wenny.
Mereka berempat baru melangkah menuju ke pintu depan gereja ketika tiba-tiba ada sepeda motor menerobos. Belum sempat menyadari adanya bahaya, tiba-tiba bom meledak persis di belakang Wenny dan anak-anaknya.
Nyawa Evan dan Nathanael tak tertolong. Sementara, Wenny dan Evelin hingga kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Bedah Surabaya untuk menyembuhkan luka-luka mereka.