ILOVEBB - Cerita lain tersingkap dari balik peristiwa serangan bom di sejumlah gereja di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Kisah pilu dan pengorbanan tak hanya datang dari para korban.
Kini muncul cerita membanggakan dari seorang dokter jaga di rumah sakit yang menangani korban bom di tiga gereja Surabaya.
Akun Instagram @smharani menuliskan cerita pilunya lewat Instagram Storienya. Capturenya kemudian diposting oleh akun Twitter @edwardsuhadi.
Sejak 15 Mei diposting hingga kini cuitan tersebut sudah 3.016 kali dirretweet oleh warganet.
"Cerita dari sudut lain dari seorang dokter jaga gawat darurat bom Surabaya. Di balik kebencian, masih jauh lebih banyak yang bersatu, menolong, bahu-membahu. Menguatkan bacanya. Worth your reading time"
Begitu katanya dalam keterangan.
Pemilik akun Sitha Maharani menulis kisah itu dalam bahasa Inggris. Ia menceritakan mulai dari awal berangkat ke tempat kerja.
Baru 15 menit menjalani tugas, lampu code brown (kode di rumah sakit) menyala.
"Kami segera dikirim ke ER (emergency room). Saya tidak percaya ketika mereka mengatakan adanya bom," tulisnya.
Rasa tak percaya menyelimuti Sitha karena Surabaya selama ini dikenal sebagai kota yang damai. Ia menjelaskan ada empat orang pasien yang masuk ke ER.
Kondisi seluruhnya sebagai prioritas penanganan. Terlebih dua dari empat orang masuk merupakan anak-anak.
"Seorang anak menderita rasa sakit yang ekstrim dan nampak matanya terluka. seorang anak memiliki banyak luka minor. seorang pria mengalami patah kaki dan luka berat di tangan," jelas Sitha.
Sembari memberi pertolongan, Sitha berhasil mengorek sedikit cerita dari salah satu pasien. Pasien tersebut merupakan penjaga tempat parkir di lokasi kejadian.
Pria ini mengaku menyaksikan secara gamblang detik demi detik saat bom meledak.
Sitha merasa terenyuh ketika mengetahui bahwa pria tersebut sampai ke rumah sakit bukan diantar oleh mobil ambulance, melainkan diantar oleh pengendara yang kebetulan melintas di lokasi kejadian.
"Pria itu bilang ia tidak mengela siapa yang menolongnya. ia adalah seorang yang kebetulan lewat dan memutuskan untuk menolong. ia bahkan membantu memegang kaki pria yang terluka selama perjalanan.
Ia juga mengatakan banyak orang berdatangan dari segala arah gereja dengan niat menolong para korban, tidak hanya untuk menonton.
Dan kau tau apa yang pria itu bersikeras sampaikan?
"Dok, saya tidak apa. Operasi saja dulu yang gawat-gawat. Saya tidak apa-apa. Pendarahaan saya sudah berhenti kan dok ?"
Berikut ini cerita selengkapanya :