Presiden Putin: Serangan udara lanjutan ke Suriah 'sebabkan kekacauan dunia'


Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan jika negara-negara Barat terus melancarkan serangan udara ke Suriah maka dunia akan kacau.
Pernyataan itu dikeluarkan Presiden Putin ketika melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu (15/04).
"Vladimir Putin, secara khusus menekankan bahwa jika serangan-serangan yang melanggar Piagam PBB itu diteruskan, maka pada akhirnya akan menimbulkan kekacauan dalam hubungan internasional," demikian pernyataan Kremlin.
Pemimpin Rusia dan Iran berkomunikasi setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis melancarkan serangan rudal ke Suriah, Sabtu (14/04) menyusul dugaan bahwa Suriah -yang didukung Rusia- melakukan serangan kimia terhadap wilayah yang dikendalikan kelompok pemberontak.
Inspektur senjata ke lokasi
Dalam pembicaraan telepon, Presiden Putin dan Presiden Rouhani, dua sekutu penting bagi pemerintah Suriah, sepakat bahwa serangan gabungan tiga negara terhadap Suriah sudah merusak peluang untuk mencapai resolusi politik di negara itu.
Suriah dan Rusia menegaskan tidak ada serangan kimia pada tanggal 7 April lalu sebagaimana dituduhkan. Menurut mereka, serangan kimia yang disebut dilakukan di Douma, Ghouta Timur, dekat dengan ibu kota Damaskus, dibuat-buat.
Di Suriah sendiri, tim inspektur dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dijadwalkan akan mengunjungi lokasi dugaan serangan kimia.

Sebelum meninjau lokasi, mereka bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad dan sejumlah pejabat Rusia di Damaskus, Minggu (15/04).
Dalam perkembangan terkait, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan AS tidak akan menarik pasukannya dari Suriah sampai semua tujuannya tercapai.
Disebutkan olehnya bahwa di antara tujuan Amerika Serikat adalah memastikan senjata kimia tidak digunakan dalam cara apapun yang mengancam kepentingan AS.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperingatkan bahwa negaranya akan melancarkan gempuran lagi jika rezim pimpinan Presiden Bashar al-Assad tetap melakukan serangan kimia terhadap penduduknya sendiri.
Trump membela keputusannya untuk menggunakan istilah "misi selesai" di tengah kecaman menyusul serangan AS, Inggris dan Prancis terhadap sejumlah sasaran di Suriah.