ILOVEBB - Jubaidi tidak menyangka Presiden Joko Widodo kembali mencarinya di antara kumpulan masyarakat yang meminta jabatan tangan usai acara Buka Bersama Keluarga Besar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
Acara buka puasa yang dilakukan pada Senin (4/6) di Hotel Raffles Jakarta tersebut dihadiri oleh Ketua KADIN Rosan P Roeslani, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjadi ramai dengan naiknya Jubaidi ke panggung utama saat Ketua KADIN memanggilnya dalam sambutan.
"Saya ingin sekali memperkenalkan satu sosok yang menurut saya sangat-sangat luar biasa," kata Rosan saat memperkenalkan Jubaidi.
Jubaidi adalah sosok pengumpul sampah keliling di daerah sekitaran Umbulharjo, Yogyakarta yang menemukan uang sebesar Rp20.190.000 di dalam sebuah tas yang berada di dekat bak sampah.
Kakek itu merantau dari Mojokerto, Jawa Timur ke Yogyakarta sejak 27 tahun lalu.
Jubaidi membagi kisahnya menemukan uang tersebut kepada Antara.
Acara buka puasa yang dilakukan pada Senin (4/6) di Hotel Raffles Jakarta tersebut dihadiri oleh Ketua KADIN Rosan P Roeslani, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjadi ramai dengan naiknya Jubaidi ke panggung utama saat Ketua KADIN memanggilnya dalam sambutan.
"Saya ingin sekali memperkenalkan satu sosok yang menurut saya sangat-sangat luar biasa," kata Rosan saat memperkenalkan Jubaidi.
Jubaidi adalah sosok pengumpul sampah keliling di daerah sekitaran Umbulharjo, Yogyakarta yang menemukan uang sebesar Rp20.190.000 di dalam sebuah tas yang berada di dekat bak sampah.
Kakek itu merantau dari Mojokerto, Jawa Timur ke Yogyakarta sejak 27 tahun lalu.
Jubaidi membagi kisahnya menemukan uang tersebut kepada Antara.
"Tas itu isinya ada kipas angin kecil, ada pulpen, ada mantel. Memang saya kembalikan dan saya lewatkan ke Kapolsek dulu," kata Jubaidi menjelaskan usai menemukan uang tersebut, dia memberikan tas tersebut kepada Polsek Umbulharjo.
Kakek dengan dua putri itu menjelaskan banyak orang yang datang kepadanya mengaku memiliki tas tersebut. Namun sejumlah orang tersebut salah menyebutkan isi dan jumlah uang di dalam tas itu.
Selang beberapa hari kemudian, ada seorang satpam yang datang ke kantor polisi dan menjelaskan isi tas persis seperti yang ada di dalamnya.
"Yang memiliki seorang satpam. Jadi dia baru saja dapat pinjaman dari koperasi tempat kerja untuk keperluan menikahkan anaknya," kata kakek kelahiran Desa Mojokusumo, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto.
Ternyata, insiden menemukan uang di bak sampah itu tidak hanya sekali saja dialami oleh Jubaidi.
Penemuan uang sekitar Rp20,1 juta tersebut adalah penemuan uang yang kelima kalinya oleh Jubaidi.
"Yang Rp10,5 juta saya kembalikan, yang Rp5 juta saya kembalikan, lalu Rp4,5 juta saya kembalikan dan terakhir Rp20,190 juta," jelas Jubaidi menjelaskan sebagian uang yang pernah ditemukannya.
Bahkan saat menemukan uang pertama kali dengan total Rp10,5 juta, di dalam tas temuannya juga terdapat Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Selama setengah hari Jubaidi mencari alamat yang tepat hingga dia menemukan pemilik dari surat-surat tersebut beserta uangnya.
Ketika ditanya mengapa tidak tergiur dengan uang temuannya itu, Zubaidi menjawab bahwa uang temuan itu bukanlah hak miliknya.
Kendati dengan penghasilan rata-rata Rp2,5 juta per bulan dari hasil keringat mengumpulkan sampah warga, Zubaidi tidak "silau mata" dengan harta hasil temuannya.
Ketua KADIN pun menilai pribadi Zubaidi patut menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.
"Saya memang kasih tahu adik saya dan anak saya begitu. Jadi ya saya juga harus menerapkan begitu. Supaya adik saya dan anak saya menerapkan kejujuran seperti saya," kata Jubaidi.
Jubaidi komitmen terhadap apa yang diajarkan kepada anak dan kerabat keluarganya.
Kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas dan sabar pun akan menghasilkan buah manis di kehidupan. Jubaidi mengingatkan bahwa setiap individu sudah memiliki rezekinya masing-masing.
Siapa sangka dari kebaikannya tersebut, Jubaidi dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan pejabat tinggi lain.
KADIN pun memberikan uang senilai Rp50 juta dan kendaraan roda dua untuk membantu pekerjaan Jubaidi mengumpulkan sampah. Selain itu, Ketua DPR RI juga turut berderma bagi Jubaidi.
"Kejujuran itu perlu ditanam di hati saya. Itu maksud saya,"jelas Jubaidi.
Kakek dengan dua putri itu menjelaskan banyak orang yang datang kepadanya mengaku memiliki tas tersebut. Namun sejumlah orang tersebut salah menyebutkan isi dan jumlah uang di dalam tas itu.
Selang beberapa hari kemudian, ada seorang satpam yang datang ke kantor polisi dan menjelaskan isi tas persis seperti yang ada di dalamnya.
"Yang memiliki seorang satpam. Jadi dia baru saja dapat pinjaman dari koperasi tempat kerja untuk keperluan menikahkan anaknya," kata kakek kelahiran Desa Mojokusumo, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto.
Ternyata, insiden menemukan uang di bak sampah itu tidak hanya sekali saja dialami oleh Jubaidi.
Penemuan uang sekitar Rp20,1 juta tersebut adalah penemuan uang yang kelima kalinya oleh Jubaidi.
"Yang Rp10,5 juta saya kembalikan, yang Rp5 juta saya kembalikan, lalu Rp4,5 juta saya kembalikan dan terakhir Rp20,190 juta," jelas Jubaidi menjelaskan sebagian uang yang pernah ditemukannya.
Bahkan saat menemukan uang pertama kali dengan total Rp10,5 juta, di dalam tas temuannya juga terdapat Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Selama setengah hari Jubaidi mencari alamat yang tepat hingga dia menemukan pemilik dari surat-surat tersebut beserta uangnya.
Ketika ditanya mengapa tidak tergiur dengan uang temuannya itu, Zubaidi menjawab bahwa uang temuan itu bukanlah hak miliknya.
Kendati dengan penghasilan rata-rata Rp2,5 juta per bulan dari hasil keringat mengumpulkan sampah warga, Zubaidi tidak "silau mata" dengan harta hasil temuannya.
Ketua KADIN pun menilai pribadi Zubaidi patut menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.
"Saya memang kasih tahu adik saya dan anak saya begitu. Jadi ya saya juga harus menerapkan begitu. Supaya adik saya dan anak saya menerapkan kejujuran seperti saya," kata Jubaidi.
Jubaidi komitmen terhadap apa yang diajarkan kepada anak dan kerabat keluarganya.
Kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas dan sabar pun akan menghasilkan buah manis di kehidupan. Jubaidi mengingatkan bahwa setiap individu sudah memiliki rezekinya masing-masing.
Siapa sangka dari kebaikannya tersebut, Jubaidi dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan pejabat tinggi lain.
KADIN pun memberikan uang senilai Rp50 juta dan kendaraan roda dua untuk membantu pekerjaan Jubaidi mengumpulkan sampah. Selain itu, Ketua DPR RI juga turut berderma bagi Jubaidi.
"Kejujuran itu perlu ditanam di hati saya. Itu maksud saya,"jelas Jubaidi.
Hanya minta salaman
Ketika berada di panggung, Jubaidi yang ditanya ingin menyampaikan hal apa kepada Presiden Jokowi menjawab lirih; "Mau minta jabat tangan. Kalau boleh juga mau minta foto".
Begitu selesai berbincang di panggung, permintaan Jubaidi dikabulkan oleh Presiden Jokowi sekaligus foto bersama.
"Pak, bapak jujur. Doakan mudah-mudahan saya ikut begitu," kata Jubaidi menjelaskan pesan yang disampaikan oleh RI 1 dan diamini olehnya.
Kebaikan Jubaidi ternyata mencuri hati Presiden Jokowi. Setelah acara buka puasa bersama usai dan ingin kembali ke Istana Negara, orang nomor satu di Indonesia itu kembali mencari Zubaidi.
"Dua kali Pak Presiden mau foto. Malah nyari saya. Saya ya terima kasih walaupun saya hanya tukang munguti sampah, keliling ambil sampah," jelas Jubaidi.
Bisa jadi masih ada Jubaidi-Jubaidi lainnya di Indonesia. Nilai-nilai karakter seperti kejujuran, keikhlasan serta gotong royong sepertinya perlu diangkat untuk dilestarikan menjaga kedamaian di bumi nusantara.
Artikel AsliKetika berada di panggung, Jubaidi yang ditanya ingin menyampaikan hal apa kepada Presiden Jokowi menjawab lirih; "Mau minta jabat tangan. Kalau boleh juga mau minta foto".
Begitu selesai berbincang di panggung, permintaan Jubaidi dikabulkan oleh Presiden Jokowi sekaligus foto bersama.
"Pak, bapak jujur. Doakan mudah-mudahan saya ikut begitu," kata Jubaidi menjelaskan pesan yang disampaikan oleh RI 1 dan diamini olehnya.
Kebaikan Jubaidi ternyata mencuri hati Presiden Jokowi. Setelah acara buka puasa bersama usai dan ingin kembali ke Istana Negara, orang nomor satu di Indonesia itu kembali mencari Zubaidi.
"Dua kali Pak Presiden mau foto. Malah nyari saya. Saya ya terima kasih walaupun saya hanya tukang munguti sampah, keliling ambil sampah," jelas Jubaidi.
Bisa jadi masih ada Jubaidi-Jubaidi lainnya di Indonesia. Nilai-nilai karakter seperti kejujuran, keikhlasan serta gotong royong sepertinya perlu diangkat untuk dilestarikan menjaga kedamaian di bumi nusantara.